Cerita Sang Ayah, Anak dan Ladang Bunga

Hai teman-teman, cerita4cerita.blogspot.co.id ingin berbagi sebuah cerita yang sangat inspiratif. Semoga kita semua bisa belajar dari cerita ini :

Di sebuah keluarga yang sangat kaya raya, tinggalah seorang ayah, ibu dan seorang anak. Anaknya ini sudah berumur 32 tahun dan belum menikah. Bahkan belum mempunyai pacar. Padahal untuk seorang pria yang berasal dari keluarga kaya, tidaklah susah dia mendapatkan seorang istri. Lalu, sang ayah bertanya kepada anaknya. "Nak, engkau sudah berumur 32 tahun. Kenapa engkau belum mendapatkan seorang pacar untuk dijadikan istri, padahal ayah dan ibumu sudah mengharapkan seorang cucu", kata ayahnya. Kemudian sang anak menjawab "Ayah, kita ini berasal dari keluarga yang sangat kaya dan terhormat. Tentu saja aku ingin mencari seorang istri yang sangat sempurna. Tetapi selama ini aku belum mendapatkannya", jawab anak itu.

Kemudian sang ayah mengajak anaknya pergi ke ladang bunga di belakang rumahnya. "Nak, tolong engkau petikkan bunga yang paling cantik di ladang ini, pilihlah salah satu. Tetapi ketika engkau maju ke depan, engkau tidak boleh memetik bunga di belakangmu lagi. Pilihlah salah satu yang paling sempurna untuk ayah", kata sang ayah. Kemudian anak itu melakukan yang disuruh ayahnya. Saat baru memasuki ladang, dia melihat sebuah bunga yang sangat cantik. Tetapi dia tidak memetiknya. "Baru masuk saja sudah ada bunga yang sangat cantik, pasti di dalam lebih banyak bunga-bunga yang lebih cantik", pikir sang anak. Kemudian sang anak maju lagi ke depan ladang itu, setiap langkah dia selalu melihat bunga-bunga yang sangat cantik. Tetapi dia tidak memetiknya. Dia berpikir bahwa jika dia semakin maju, dia akan menemukan yang lebih cantik.

Setiap bunga dia lewati, tanpa disadari dia sudah sampai ke ujung ladang. Di ujung ladang itu hanya ada sebuah pekarangan bunga-bunga yang sudah rusak dan tua. Dia ingin berbalik dan mengambil bunga yang dia lewati tadi, tetapi dia teringat kata-kata ayahnya. Bahwa dia tidak bisa mengambil bunga yang sudah dilewatinya. Jadi terpaksa dia mengambil bunga yang layu itu kepada ayahnya. Dengan malu, dia memberikan bunga yang layu itu kepada ayahnya.

"Nak, kenapa engkau memetik bunga yang layu untuk ayah? Padahal ayah sudah menyuruhmu untuk mengambil bunga yang paling indah di ladang ini." kata sang ayah. "Iya ayah, tetapi ayah mengatakan bahwa aku tidak boleh berbalik untuk mengambil bunga yang sudah kulewati, jadi terpaksa aku mengambil bunga layu ini karena hanya bunga ini yang tersisa di ujung ladang ini." kata sang anak.

Lalu sang ayah berkata kepada anaknya, "Ini adalah pembelajaran untuk kamu nak. Setiap bunga ini sama dengan setiap wanita yang kau lewati. Engkau selalu mencari wanita yang sempurna, padahal setiap wanita yang engkau lewati, ada kesempurnaan yang berbeda-beda dalam dirinya. Setiap bunga selalu ada warna, bentuk, dan keindahan masing-masing. Tidak ada bunga yang sempurna. Dan saat engkau sudah sampai ujung, hanya bunga layu yang tersisa. Seperti saat engkau sudah sampai di ujung waktumu, engkau akan sadar bahwa setiap wanita yang kau lewati itu sudah sangat sempurna. Hanya karena dirimu yang tidak pernah merasakan kesempurnaan itu dan tidak pernah bisa berpuas diri.


Dari cerita di atas, mengajarkan bahwa kita jangan terlalu serakah dalam hidup ini. Terimalah setiap hal baik yang sudah diberikan oleh Tuhan. Jangan menolak hal itu dan mengharapkan yang terbaik. Karena tidak ada hal sempurna di dunia ini, hanya bagaimana cara dan pemikiran kita sendiri yang menyempurnakannya. Karena setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan. Hanya bagaimana cara kita menutupi kekurangan itu dengan kelebihan. Bersyukurlah atas setiap hal yang engkau punya sekarang.

Tweet

Posted by Berbagi Ceritamu