Aku adalah seorang pria yang berumur 37 tahun. Aku mempunyai seorang istri yang bisa dibilang biasa-biasa saja, dan seorang anak berumur 6 tahun. Aku adalah anak yatim dari kecil. Ayahku meninggal karena kecelakaan saat aku berumur 4 tahun. Jadi ibu ku lah yang mengasuh aku seorang diri sejak aku kecil. Ibuku sangat bekerja keras sehingga aku bisa bersekolah sampai aku bisa kuliah dan mendapatkan gelar sarjana.
Ya bisa dibilang sekarang aku sangat sukses. Aku bisa membangun sendiri perusahaan yang bisa dibilang cukup terkenal. Karena kerja keras dan perjuangan untuk membahagiakan ibuku. Istriku adalah seorang wanita dari keluarga yang sederhana. Ya seperti yang saya katakan tadi, mukanya juga biasa-biasa saja. Saya mengenalnya dari saat saya masih SMA kelas 1. Tetapi kami mulai pacaran dari kelas 2 SMA setelah perjuanganku selama 1 tahun untuk mendapatkan cintanya.
Dialah yang menemaniku dari sejak aku berusaha dari awal dan menjadi sesukses ini. Dia selalu mendampingiku di saat aku susah dan bahagia. Dia tidak pernah menyerah untuk percaya denganku. Sifat inilah yang membuatku sangat mencintainya. Saat aku terpuruk, dialah yang menjadi penyemangatku. Ibarat kata-kata anak ABG yang agak alay, dialah yang menjadi matahari saat kegelapan menyelimutiku. Dia juga yang telah memberiku seorang anak yang sangat sehat. Aku sangat bahagia dengan keluargaku ini.
Di perusahaanku, aku mempunyai seorang asisten. Wanita yang berumur 21 tahun. Mukanya sangat cantik. Kulitnya sangat putih bersih. Dan dia sangat populer di perusahaanku. Bahkan banyak pria dalam perusahaanku yang menyatakan cinta padanya tetapi dia tolak semua. Bahkan aku sebagai atasannya merasa bangga juga mempunyai asisten secantik ini.
Jujur saja, sebagai pria yang normal, tentu saja saya juga ingin mempunyai istri yang secantik itu. Apalagi masih muda dan sexy seperti ini. Tetapi, tanpa berpikir panjang aku menolak cintanya. Mengapa? Bukan karena dia tidak cukup cantik untuk saya, tetapi karena dia tidak pernah merasakan perjuangan saya sampai saya bisa sesukses ini. Jika saya menerima cintanya, berarti dia hanya menikmati hasil dari jerih payahku selama ini. Sedangkan istriku yang di rumah, sudah menemaniku sampai sekarang. Ibaratnya menemaniku yang dari debu menjadi emas sekarang. Istriku yang tidak pernah meninggalkanku, istriku yang selalu percaya kepadaku. Istriku yang selalu menemaniku disaat aku sedih dan bahagia. Apakah boleh saya mengkhianati cintanya hanya untuk seorang wanita yang ingin merasakan hasil jerih payahku tanpa menemaniku menggapai semua ini.
Hidup orang ibaratnya seperti roda berputar. Mungkin saja suatu hari saya bisa bangkrut atau apapun itu. Apakah asistenku ini masih bisa menemaniku disaat aku susah? Sedangkan dia yang sekarang hanya menemaniku disaat aku sukses. Tetapi istriku yang di rumah, saya yakin 1000% dia tidak akan pernah meninggalkanku walapun hidupku susah seperti dulu. Karena dia pernah merasakan perjuanganku dulu menjadi orang sukses seperti sekarang. Dia pasti akan menemaniku sampai menjadi orang yang sukses lagi. Jadi karena alasan itu aku menolak cintanya.
Banyak orang mengatakan, jadilah orang mapan dulu barulah mencari seorang wanita untuk menjadi pendamping hidupmu. Tetapi jujur saja, menurut pendapatku carilah seorang wanita saat anda masih di awal atau tengah perjalanan anda menuju orang sukses. Memang jujur saja, tidak ada seorang wanitapun yang ingin hidupnya menderita, dan menjadi orang miskin. Tetapi percayalah, pasti ada seorang wanita yang siap selalu menemani anda dari awal dan akhirnya menjadi orang sukses. Tentu saja anda juga harus percaya dan berjuang untuk bisa menjadi orang sukses. Jika anda mendapatkan wanita tersebut, jangan mengecewakannya, Tunjukkan padanya, bahwa dia tidak akan pernah menyesal telah memilih anda menjadi pendamping hidupnya walaupun di luar sana banyak pria yang lebih mapan/kaya dari anda.
0 comments:
Post a Comment